Kamis, 16 Januari 2014

BAMBU

 

 Bambu mempunyai habitus semak berumpun. Sebagian besar rumpun bambu di Indonesia adalah simpodial (percabangan dua, mengelompok). Masuk dalam famili rumput-rumputan), disebut juga rumput raksasa. Setiap rumpun terdiri dari beberapa”batang” bambu, yang biasa disebut ”Buluh”. Bambu terdiri beberapa jenis dengan sebaran hidup mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Mempunyai daya tahan yang kuat dan pertumbuhan yang cepat.

 

Pada kondisi Indonesia kekurangan bahan baku kayu, maka bambu merupakan alternatif atau subtitusi kayu yang cukup baik, disamping bambu sudah cukup familier dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh sebab itulah akan lebih baik bila mengenal lebih jauh karakter pertumbuhan bambu agar dapat lebih mengoptimalkan budidaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas atau dapat mencapai tujuan budidaya yang diinginkan.





















Bambu adalah tumbuhan yang sangat dikenal dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Mari kita lestarikan pemanfaatan bambu. Gambar bambu Dendrocalamus giganteus

RumpunTumbuhan yang berumpun berarti mempunyai satu kesatuan individu. Berapapun banyaknya atau besarnya rumpun maka tetap tumbuhan tersebut adalah satu individu. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa :

  • Semua bagian tumbuhan tersebut dipengaruhi oleh kondisi fisiologi individu yang sama sebagai satu kesatuan individu.

  • Dalam individu tersebut berlaku ”dominasi apikal” hal ini menyebabkan sulitnya bercabang-cabang kecuali ujung pucuk atau ujung akar.

  • Alokasi pemanfaatan energi diprioritaskan bagi pertumbuhan bagian tumbuhan yang sedang tumbuh, hal ini menyebabkan dormansinya titik-titik tumbuh lateral lainnya.

Rebung

  • Pemanfaatan energi melingkupi antar batang / buluh, maksudnya energi yang dihasilkan suatu buluh bisa ditransfer ke bagian tumbuhan yang memerlukan, misalnya dalam hal ini ”rebung”

  • Rebung adalah cikal bakal buluh bambu yang merupakan perkembangan titik tumbuh yang akan tumbuh menjadi buluh. Istilah rebung adalah titik tumbuh yang tumbuh tunas terus sampai sebelum terbukanya seludang batang. Energi tumbuhnya rebung didukung oleh beberapa buluh generasi sebelumnya (sekitar 3 buluh sebelumnya). Oleh sebab itulah untuk menjaga agar pertumbuhan rebung tetap besar dan optimal dilarang menebang buluh sampai 3 generasi buluh sebelum rebung.

  • Prediksi tinggi buluh bisa dilihat dari jumlah ruas buku pada rebung dikalikan dengan rata-rata panjang ruas buku dewasa maka akan di dapatkan tinggi buluh bambu.

  • Titik tumbuh (meristem) pada buluh terdapat 3 yaitu meristem apikal (pucuk/ tunas), meristem lateral titik tumbuh pada ketiak daun dan meristem interkalari (melingkar pada buku). Oleh sebab itulah kalau pada pohon yang bertambah panjang adalah ujung apikalnya saja, tapi pada bambu yang menyebabkan tinggi buluh bambu adalah meristem apikal dan meristem interkalari. Setiap buku pada bambu akan bertambah panjang. Oleh sebab itulah pertambahan tinggi buluh bambu jauh lebih cepat dari pohon karena setiap bukunya bertambah panjang, selain ujung apikalnya.

  • Tumbuhnya rebung berikutnya dipengaruhi oleh pertumbuhan buluh bambu sebelumnya, begitu pertumbuhan buluh sebelumnya sudah mulai optimal sehingga pertumbuhan berkurang, maka alokasi penggunaan hormon tunas dalam rumpun bambu tersebut, tidak dipakai lagi untuk mendukung pertumbuhan buluh, maka akumulasi hormon tunas akan banyak terakumulasi di rebung yang berikutnya, sehingga tumbuhlah rebung tersebut, atau kita bisa mempercepat tumbuhnya rebung dengan cara memangkas buluh sebelumnya maka alokasi hormon tunas akan beralih ke rebung, tapi jumlah energi/ makanan yang harusnya di hasilkan oleh buluh menjadi tidak ada karena di pangkas, maka alokasi energi untuk rebung menjadi berkurang atau terhambat sehingga rebung akan teredumenter/ mengecil. Rebung akan cepat tumbuh tapi mengecil.

Klasifikasi Fase Pertumbuhan Buluh

  • Rebung adalah fase pertama pembentukan buluh. Rebung adalah titik tumbuh yang tumbuh berkembang menjadi buluh. Tahapan rebung adalah mulai dari tumbuhnya titik tumbuh sampai pada terbukanya seludang batang rebung tersebut.

  • Buluh muda adalah fase setelah terbukanya seludang batang sampai pertumbuhan buluh optimal meninggi tapi belum bercabang.

  • Buluh dewasa adalah fase mulai bercabangnya buluh sampai pertumbuhan cabang optimal, fase ini adalah fase produktivitas tertinggi pada buluh.

  • Buluh tua adalah fase mulai menurunnya fungsi buluh, atau menurunnya produktivitas, sebagian ditandai dengan gugurnya seludang batang, mulai tumbuhnya akar di beberapa buku bagian bawah, mulai berjamurnya buluh tua.


 

Klasifikasi Ukuran Diameter Buluh
Berdasarkan ukuran atau diameter buluh maka bambu dapat diklasifikasikan menjadi rumpun bambu / buluh:

  • Rumpun bambu / buluh besar adalah bambu yang mempunyai ukuran buluh bambu relatif besar, dengan perkiraan diameter berkisar di atas 15 cm. Produktivitas buluh rumpun bambu besar sekitar 10 – 30 buluh per tahun.

  • Rumpun bambu / buluh sedang adalah bambu yang mempunyai ukuran buluh bambu sedang, dengan diamter buluh sekitar 5 sampai 10 cm. Produktivitas rumpun bambu/ buluh sedang berkisar 30 – 80 buluh per tahun

  • Rumpun bambu / buluh kecil adalah bambu yang mempunyai ukuran buluh kecil dengan diameter di bawah 5 cm. Produktivitas buluh rumpun bambu kecil adalah 80 – 120 buluh per tahun.

Nilai nominal merupakan nilai relatif karena kenyataan dilapang sangat tergantung pada kualitas pertumbuhan rumpun bambu dan kondisi lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar